Sabtu, 03 Desember 2011

Rumpun puisi 1

Di Bawah Rindang Baliho

Di bawah rindang baliho
Pernah kami ucapkan
janji setia
Tepat di antara
kata-kata penuh bujukan
yang jatuh sehelai-sehelai
kala tertiup angin

Ternyata, kami tidak benar-benar jatuh cinta
Kami memelihara pengkhianatan: buah
yang terlampau hitam

Lugu sekali, satu sosok tegak
mengaduk-aduk bayangan sembari terisak

Di sana, di bawah baliho yang memucat!


 Pertanyaan

Kapan terakhir kali
kau pelankan langkahmu?
Tidak berkata apa-apa, selain
mendengar percakapan dalam jiwa
Benda-benda angkasa masuk ke tubuhmu sebagai
butiran pasir
dan rasa kehilanganmu seperti
cahaya yang mencair
Kamu luluh lantak, kamu masih bersendawa
Begitulah, di tahta kosong itu kau mulai menatah nama
Alangkah genitnya!


Ikan Menggelepar

Kamu merasakan
energi
yang hidup
menjaringmu
Kamu ikan menggelepar
dalam jaring-Nya

Setengah mampus kamu
ingin melarikan diri

Sepertinya kamu berhasil
keluar
sebagai pecundang!